WINGSI TIWA SHINE


Kirim ide, cerita, pengalaman, kesaksian, foto, video, kamu disini. Akan langsung di tayangkan. Caranya: kirim file tsb ke email admin : [ wingsi.t85m.apdeit@blogger.com ]Siapa tahu, cerita, kesaksian atau lainnya bisa jadi berkat, motivasi, insipirasi bagi parah pembaca yang sedang membutuhkannya.....

Sunday, August 22, 2010

Batu dan Mutiara

Pada suatu ketika, hiduplah seorang pedagang batu-batuan.

Setiap hari dia berjalan dari kota ke kota untuk memperdagangkan
barang-barangnya itu.


Ketika dia sedang berjalan menuju ke suatu kota,
ada suatu batu kecil di pinggir jalan yang menarik hatinya.

Batu itu tidak bagus, kasar, dan tidak mungkin untuk dijual.
Namun pedagang itu memungutnya dan menyimpannya dalam sebuah kantong,
dan kemudian pedagang itu meneruskan perjalanannya.


Setelah lama berjalan, lelahlah pedagang itu, kemudian dia
beristirahat sejenak.
Selama dia beristirahat, dia membuka kembali bungkusan yang berisi
batu itu. Diperhatikannya batu itu dengan seksama, kemudian batu itu
digosoknya dengan hati-hati batu itu.
Karena kesabaran pedagang itu, batu yang semula buruk itu, sekarang
terlihat indah dan mengkilap.
Puaslah hati pedagang itu, kemudian dia meneruskan perjalanannya.

Selama dia berjalan lagi, tiba-tiba dia melihat ada yang
berkilau-kilauan di pinggir jalan.
Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah sebuah mutiara yang indah.
Alangkah senangnya hati pedagang tersebut, mutiara itu diambil dan
disimpannya tetapi dalam kantong yang berbeda dengan kantong tempat
batu tadi.
Kemudian dia meneruskan perjalanannya kembali.


Adapun si batu kecil itu merasa bahwa pedagang itu begitu
memperhatikan dirinya, dan dia merasa begitu bahagia.
Namun pada suatu saat mengeluhlah batu kecil itu kepada dirinya sendiri.

"Tuan begitu baik padaku, setiap hari aku digosoknya walaupun aku ini
hanya sebuah batu yang jelek, namun aku merasa kesepian.
Aku tidak mempunyai teman seorangpun, seandainya saja Tuan memberikan
kepadaku seorang teman".


Rupanya keluhan batu kecil yang malang ini didengar oleh pedagang itu.
Dia merasa kasihan dan kemudian dia berkata kepada batu kecil itu:

"Wahai batu kecil, aku mendengar keluh kesahmu, baiklah aku akan
memberikan kepadamu sesuai dengan yang engkau minta".

Setelah itu kemudian pedagang tersebut memindahkan mutiara indah yang
ditemukannya di pinggir jalan itu ke dalam kantong tempat batu kecil
itu berada.


Dapat dibayangkan betapa senangnya hati batu kecil itu mendapat teman
mutiara yang indah itu.
Sungguh betapa tidak disangkanya, bahwa pedagang itu akan memberikan
miliknya yang terbaik kepadanya.

Waktu terus berjalan dan si batu dan mutiara pun berteman dengan akrab.
Setiap kali pedagang itu beristirahat, dia selalu menggosok kembali
batu dan mutiara itu.


Namun pada suatu ketika, setelah selesai menggosok keduanya, tiba-tiba
saja pedagang itu memisahkan batu kecil dan mutiara itu.
Mutiara itu ditempatkannya kembali di dalam kantongnya semula, dan
batu kecil itu tetap di dalam kantongnya sendiri.

Maka sedihlah hati batu kecil itu.
Tiap-tiap hari dia menangis, dan memohon kepada pedagang itu agar
mengembalikan mutiara itu bersama dengan dia.
Namun seolah-olah pedagang itu tidak mendengarkan dia.

Maka putus asalah batu kecil itu, dan di tengah-tengah keputusasaannya
itu, berteriaklah dia kepada pedagang itu:
"Oh tuanku, mengapa engkau berbuat demikian ?
Mengapa engkau mengecewakan aku ?"


Rupanya keluh kesah ini didengar oleh pedagang batu tersebut.
Kemudian dia berkata kepada batu kecil itu

"Wahai batu kecil, kamu telah kupungut dari pinggir jalan.
Engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah.
Mengapa engkau mengeluh ? Mengapa engkau berkeluh kesah ?
Mengapa hatimu berduka saat aku mengambil mutiara itu daripadamu ?
Bukankah mutiara itu miliku, dan aku bebas mengambilnya setiap saat
menurut kehendakku ?
Engkau telah kupungut dari jalan, engkau yang semula buruk kini telah
menjadi indah.

Ketahuilah bahwa bagiku, engkau sama berharganya seperti mutiara itu,
engkau telah kupungut dan engkau kini telah menjadi milikku juga.

Biarlah aku bebas menggunakanmu sekehendak hatiku.

Aku tidak akan pernah membuangmu kembali".

Yang dimaksud dengan batu kecil itu adalah kita-kita semua, sedangkan
pedagang itu adalah Tuhan sendiri.


Kita semua ini buruk dan hina di hadapanNya,
namun karena kasihnya itu Dia memoles kita, sehingga kita dijadikannya
indah di hadapanNya.

Sedangkan yang dimaksud dengan mutiara itu adalah berkat Tuhan bagi kita semua.

Siapa yang tidak senang menerima berkat ?
Berkat itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari,
mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat,
dan banyak lagi.


Apakah kita pernah bersyukur,
setiap kali kita mendapat berkat itu ?
Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil
semuanya itu dari kita ?

Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau ?


Bersyukurlah selalu kepadaNya,
karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua.


Yer 29:11-12
Bukankah Aku ini mengetahui rencana-rencanaKu kepadamu ?
Yaitu rencana keselamatan dan bukannya rencana kecelakaan untuk
memberikan kepadamu hari esok yang penuh harapan.
Maka kamu akan berseru dan datang kepadaKu untuk berdoa dan Aku akan
mendengarkan kamu.


Met hari minggu, Syalom...


Pakatuan wo pakalawiran cita nuwaya

No comments: