WINGSI TIWA SHINE


Kirim ide, cerita, pengalaman, kesaksian, foto, video, kamu disini. Akan langsung di tayangkan. Caranya: kirim file tsb ke email admin : [ wingsi.t85m.apdeit@blogger.com ]Siapa tahu, cerita, kesaksian atau lainnya bisa jadi berkat, motivasi, insipirasi bagi parah pembaca yang sedang membutuhkannya.....

Wednesday, July 28, 2010

AYAM GORENG

Sebuah keluarga, Tinggalah pasangan suami istri sederhana yang
dikaruniai satu orang anak perempuan yang berumur 5 tahun.


Keluarga ini adalah keluarga yang takut Tuhan, hari-hari mereka selalu
diwarnai dengan doa dan ibadah.


Nilai-nilai kebenaranpun ditanamkan dalam diri si anak sedari kecil.

Suatu hari, sang suami diberhentikan dari pekerjaan karena alasan yang
tidak jelas.
Awalnya ia kuat, namun lama-kelamaan ia mulai kecewa dan nyaris putus
asa, bahkan ia mulai meragukan kebaikan dan keperdulian Tuhan dalam
keluarganya.


Iapun mulai enggan berdoa.
Dengan penuh kesabaran sang istri terus menghibur dan menguatkan sang
suami dengan firman Tuhan.

Sang istripun terus berdoa dan berpuasa agar suaminya tetap kuat dalam Tuhan.

Hari berlalu, sementara Keuangan yang terus menipis memaksa mereka
untuk lebih berhemat, termasuk dalam makanan sehari-hari.


Suatu malam mereka berkumpul untuk makan malam.


Di hadapan mereka tersedia hidangan yang sangat sederhana.


Tiba-tiba si anak memanggil sang ayah.
"Ayah, Tasyha pengen makan ayam goreng.
"Mendengar keinginan si anak, sang ayah merasa hancur, air matanya
hampir menetes.

Dengan lembut sang Ibu menjawab: "Tasyha, apapun yang Tuhan b'ri kita
harus mengucap syukur.

Lagipula lauk kita malam ini tidak kalah enaknya koq dengan ayam
goreng, apalagi kalau sebelum makan kita berdoa dulu."


Ia juga menyentuh tangan suaminya, tanda agar suaminya tidak menangis
di depan sang anak.

Dengan wajah gembira sang anak menatap ayahnya.
"Oh iya, Tashya lupa, ayah pernah bilang sama Tashya bahwa dalam Tuhan
Yesus semuanya bisa terjadi dan berubah.

Itu artinya Tuhan bisa merubah rasa lauk ini jadi rasa ayam goreng.
Benarkan ayah?"Gelagapan si ayah menjawab "Iya."
"Ma, Tashya aja yang berdoa ya!"
Setelah selesai berdoa, dengan kepolosannya sang anakpun makan dengan
lahapnya sambil sedikit menjerit.
"Wah, Tuhan Yesus hebat.
Rasa lauk ini benar-benar seperti rasa ayam goreng.
Ayah cobain dech"! Sang anak memasukkan ke dalam mulut sang ayah.

Sang ayahpun menangis.
Ia bukan lagi menangis karena tidak bisa memberikan ayam goreng.
Ia menangis karena ternyata anaknya yang berumur lima tahun lebih
beriman dibanding dirinya yang telah mengenal dan mengecap pertolongan
Tuhan puluhan tahun.


Jujur saja, kita pun sering seperti ini; mengenal Tuhan bertahun-tahun
bahkan merasakan pertolongan- pertolongan Tuhan dalam hidup kita.


Namun saat ujian datang, dengan mudah kita melupakan kebaikan-Nya.


Mengapa saat ujian datang kita lebih memandang beratnya ujian tersebut?

Mengapa bukan kebaikan-Nya yang kita pandang?

Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Amin

No comments: