Di telaga itu antara lain tinggal seekor ikan "biasa di panggil
pongkor" yang menjadi sahabat sih wolay.
Setiap hari mereka bercakap-cakap dengan akrabnya.
Mereka merasa begitu cocok satu sama lain.
Kepada sang pongkor, sih wolay kerap menceritakan apa-apa saja yang
dilihatnya dari atas pohon.
Juga pengalaman-pengalamannya bersama teman-temannya.
Sang pongkor pun menceritakan kepada sih wolay situasi di bawah air
dan kehidupannya bersama teman-temannya.
Bertahun-tahun mereka menjalin persahabatan.
Pada suatu hari turun hujan lebat sehingga air di telaga itu semakin
naik dan semakin naik.
Dari atas pohon si Wolay dapat melihat, bahwa kalau air terus naik
semakin tinggi dan terjadi banjir, maka sang pongkor, sahabatnya akan
terbawa air entah ke mana.
Saking cintanya dia pada sang sahabat, begitu ada kesempatan, segera
disambarnya sang sahabat dan dibawanya ke atas pohon.
Dia mengira, bahwa dia telah menyelamatkan sahabatnya, tetapi dengan
sedih dia melihat bahwa tindakannya itu justru membuat dia kehilangan
sang sahabat selama-lamanya.
No comments:
Post a Comment