WINGSI TIWA SHINE


Kirim ide, cerita, pengalaman, kesaksian, foto, video, kamu disini. Akan langsung di tayangkan. Caranya: kirim file tsb ke email admin : [ wingsi.t85m.apdeit@blogger.com ]Siapa tahu, cerita, kesaksian atau lainnya bisa jadi berkat, motivasi, insipirasi bagi parah pembaca yang sedang membutuhkannya.....

Saturday, August 21, 2010

Jembatan

Pada suatu ketika terdapatlah suatu jembatan putar yang berukuran
besar, yang melintasi satu sungai yang lebar.


Pada hampir setiap hari, jembatan ini terpasang dengan badan jembatan
sejajar dengan tepi sungai sehingga kapal-kapal dari kedua sisi
jembatan dapat berlayar melewati sungai dengan bebas.

Tetapi, pada waktu-waktu tertentu, satu kereta api selalu datang
melalui tempat ini dan jembatan itu dipasang melewati sungai sehingga
kereta api ini dapat menyeberangi sungai.

Sang penjaga jembatan berada di sebuah pos kecil di satu sisi dari
sungai, di mana ia dapat mengoperasikan pengontrolan jembatan sehingga
jembatan itu dapat diputar dan dipasang pada tempatnya ketika kereta
api itu datang.


Pada satu senja, ketika sang penjaga jembatan sedang menunggu kereta
api terakhir untuk datang, ia menatap ke kejauhan, melalui cahaya
senja yang mulai meredup, dan melihat lampu kereta api.

Ia masuk ke tempat pengontrolan jembatan dan menunggu sampai kereta
tersebut ada pada jarak yang sudah ditentukan sebelum ia memutar
jembatan itu.
Ia memutar jembatan itu sehingga dapat terpasang pada tempatnya,
tetapi dengan perasaan terkejut, ia menyadari bahwa kontrol penguncian
jembatan tidak bekerja dengan lancar.


Jika jembatan tidak terkunci dengan aman pada posisinya,
jembatan itu dapat bergoyang kedepan dan belakang pada ujungnya ketika
kereta api datang melaluinya,
sehingga kereta api tersebut dapat lepas dari jalur jembatan dan jatuh
tenggelam kedalam sungai.


Kereta yang akan datang adalah kereta api penumpang yang sarat dengan penumpang.


Ia meninggalkan posnya dengan jembatan terpasang melewati sungai,
dan tergesa-gesa berjalan ke tepi sungai di seberang, di mana terdapat
sebuah tuas yang ia dapat gunakan untuk mengunci secara manual.


Ia dapat mendengar deru kereta sekarang,
dan dengan menjulurkan badannya ke depan dan menumpukan berat
badannya, ia mengunci jembatan tesebut.

Banyak jiwa bertumpu pada kekuatan orang ini.Lalu, suatu suara datang
dari arah sisi jembatan yang lain - suara yang membuat darahnya
mendesir.


"Papa, di mana Papa berada?"Anaknya yang berumur empat tahun sedang
berlari menyebrangi jembatan untuk mencarinya.

Instingnya yang pertama adalah untuk berteriak kepada anaknya.
"Lari! Lari!"Tetapi kereta ini terlalu dekat.


Kakinya yang mungil tidak akan dapat berlari menyeberangi jembatan
dengan cukup waktu.
Orang ini hampir saja meninggalkan tuas itu untuk berlari dan
menjangkau anaknya dan membawanya ke tempat yang aman, tapi ia
menyadari bahwa ia tidak akan dapat menjangkau tuas ini pada waktunya.

Ia harus memilih - apakah orang-orang yang berada di kereta, atau
anaknya, yang harus mati.
Ia hanya membutuhkan satu saat saja untuk mengambil keputusannya.


Kereta berlalu dengan kencang dan aman pada tempatnya, dan tiada
seorangpun di kereta yang bahkan menyadari bahwa sesosok tubuh yang
mungil dan hancur,
terlontar secara tidak berdaya ke dalam sungai, tersorong oleh kereta
yang melaju.


Mereka juga tidak menyadari sesosok figur manusia yang menyedihkan dan
menangis, yang tetap memeluk erat tuas pengunci lama setelah kereta
tersebut berlalu.


Mereka tidak melihat bagaimana ia berjalan pulang dengan gontai dan
lebih lama dari biasanya untuk memberitahukan istrinya bagaimana ia
telah mengorbankan anaknya.


Sekarang, apabila Saudara dapat mengerti perasaannya, yang melanda
hati orang ini, Saudara
dapat mulai mengerti bagaimana perasaan Bapa Surgawi kita,

ketika Ia mengorbankan AnakNya untuk menjembatani jurang di antara kita, dan
kehidupan yang kekal.

Apakah Saudara akan terkejut bahwa Bapalah yang membuat bumi
berguncang dan langit Menjadi gelap ketika AnakNya wafat?
Dan bagaimana perasaanNya ketika kita semua tergesa-gesa melewati
kehidupan tanpa meluangkan waktu sedikit pun untuk memikirkan apa yang
telah Ia lakukan bagi kita melalui Yesus Kristus?

Kapankah saat terakhir Saudara bersyukur kepada Tuhan akan pengorbanan AnakNya?

Source indonesia heartn souls

Syalom
pakatuan wo pakalawiran cita nu waya

No comments: