WINGSI TIWA SHINE


Kirim ide, cerita, pengalaman, kesaksian, foto, video, kamu disini. Akan langsung di tayangkan. Caranya: kirim file tsb ke email admin : [ wingsi.t85m.apdeit@blogger.com ]Siapa tahu, cerita, kesaksian atau lainnya bisa jadi berkat, motivasi, insipirasi bagi parah pembaca yang sedang membutuhkannya.....

Saturday, October 30, 2010

30 hari berdoa, MIRACLE HAPPEN

Oleh: Johnnie Dowdy RNC

Penterjemah: Tennie

Di suatu hari minggu pagi, saya mendengar pendeta saya berkata: "Jika kamu
ingin mendapat jawaban doa, berdoalah dalam 30 hari tanpa henti."


Saya tidak tahu mengapa 30 hari, tapi saya berkeinginan untuk mencobanya.

Selanjutnya, hal ini menjadi doa saya setiap hari :
"Aku siap Tuhan untuk Engkau pakai setiap hari.
Bimbing aku, Tuhan, dan pimpin setiap perkataan dan tindakanku.
Biarlah kata-kata dan perbuatanku menjadi suatu kesaksian bahwa Engkau
hidup di dalamku.
Bagi yang kesepian, biarlah aku menjadi seorang teman.
Bagi mereka yang berbeban berat, bantu aku untukmemenuhi kebutuhan mereka.
Tuhan, aku tidak ingin ketenaran atau kekayaan.
Doaku adalah agar Engkau menggunakan aku untuk memuliakan nama-Mu.
Aku tahu aku tidak punya banyak untuk kuberikan, tapi aku akan serahkan
kepada-Mu segalanya.
Bimbing aku untuk menjadi seperti yang Engkau kehendaki. Amin."

Pada hari ke-21 dari doa ini, CPR mempunyai arti baru bagi saya.


Saya sedang sibuk bekerja shift 12 jam di ruang persalinan.

Saya baru saja duduk untuk beristirahat ketika sebuah panggilan telepon
datang dari teman saya yang bekerja di ruang emergency.

Saya jelas mengenal suaranya yang mendesak.

Seorang anak lelaki 18 tahun telah dibawa ke ruang emergency karena
overdosis obat (narkoba) dan alkohol.

Anak muda itu berada diujung maut dan mereka telah melakukan semua yang
dapat mereka lakukan untuk menolong dia.

Ayah dari anak ini meminta seorang pendeta dan mereka mengalami kesulitan
untuk mendapatkan seorang pendeta yang dapat datang ke ruang emergency
dengan cepat.


Teman saya berkata, "Kami tahu kamu seorang Kristen dan kami memerlukanmu
untuk datang dan berusaha untuk menenangkan ayah anak ini. Tolonglah."


Dengan penuh keengganan saya berkata saya akan datang.

Pada saat saya menunggu elevator, pikiran saya menjadi sangat kritis (penuh
pertimbangan) dan rasa frustasi muncul dalam diri saya.

Kemudian saya teringat doa yang sementara ini sedang saya doakan. Saya
masuk ke dalam ruang emergency dan mendekati sang bapak.

Sambil memegang tangannya, dengan tenang saya membawanya keruang ibadah.


Sebelumnya saya berkata: "Saya bukan seorang pendeta", laki-laki yang
tingginya 6 kaki dan berat 200 pound ini tenggelam ke dalam kursi dan
menjadi (seperti) seorang anak kecil yang putus asa.

Di sela-sela sesegukannya dia berkata, "Orang Kristen, berdoalah untuk
Raymond.

Saya ingat pertama kali saya memeluk anak saya.
Saya merasa sangat bangga dan saya terus berkata, 'Saya memiliki seorang
anak laki-laki.'


Seiring tahun-tahun berlalu, kaki-kaki kecil itu terus bertambah besar dan
berjalan menjauhi kasih keluarganya dan memasuki suatu dunia yang asing,
penuh kesulitan, dan rusak.

Malam ini, alkohol dan overdosis narkoba sedang merenggut hidupnya.

Saat ini walaupun dia ingin melanggar semua kepercayaan yang dipegang
keluarganya, dia tahu bahwa apa yang dilakukannya itu salah.

Kadang-kadang dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak mau berhenti.
Sekarang sudah terlambat.


Orang Kristen, anda harus berdoa untuk Raymond."

Kedua tangan yang lebar itu gemetar di tangan saya dan saat saya menatap
matanya, saya meratap bersamanya.


Kebisuan menyelimuti kami.

Saat saya mencari kata-kata yang dapat menghibur laki-laki besar yang
sedang kehilangan kekuatan ini.

Saya merasa sangat tidak nyaman.

Saya ingin berteriak, "Tuhan, ini baru 21 hari sejak saya mulai berdoa!
Saya belum siap untuk hal ini!"

Waktu terus berlalu dan saya tahu saya tidak dapat berdiam diri lebih lama
lagi.


Saya genggam tangannya dengan erat, yang sekarang basah dengan air mata,
dan mulai berdoa.

Kata-kata terucap dengan mudah, sangat mengejutkan saya.

Saya berhenti berdoa dan pergi ke sisi tempat tidur RAymond.

Saya memegang tangannya yang dingin dan sekali lagi berdoa.

"Tuhan, saya memohon mujizat-Mu dan aku tahu Engkau dapat melakukannya."


Saya tinggal dengan keduanya sampai Raymond dibawa ke ruang rawat insentif.

Saya mengunjungi Raymond tiap hari dan selalu berdoa untuknya.


Delapan hari berlalu dengan sedikit kemajuan. Pada hari kesembilan, saya
masuk ke ICU dan sebuah muzijat telah terjadi.

Raymond telah sadar dan sedang berbicara dengan ayahnya.

CPR telah memiliki arti baru buat saya: "Christian Pray for Raymond."

Saat saya meninggalkan ICU dengan air mata yang jatuh di wajah saya, saya
sadar, hari ini adalah hari ke-30 dari doa saya.


Sekarang saya tidak hanya percaya kepada mujizat, saya juga bergantung
padanya.


Thank you...
wingsi

No comments: