WINGSI TIWA SHINE


Kirim ide, cerita, pengalaman, kesaksian, foto, video, kamu disini. Akan langsung di tayangkan. Caranya: kirim file tsb ke email admin : [ wingsi.t85m.apdeit@blogger.com ]Siapa tahu, cerita, kesaksian atau lainnya bisa jadi berkat, motivasi, insipirasi bagi parah pembaca yang sedang membutuhkannya.....

Wednesday, October 6, 2010

Kisah dua angsa

Oleh. Yon's Revolta

Dua angsa yang malang…
Dulu, saya menganggap dua ekor angsa itu kawanan pengacau. Betapa
tidak !. Setiap saya berjalan, tiba-tiba dikejar, sekonyong-konyong
sayapun lari. Spontan saya lari karena kaget, walaupun saya tahu,
disosor angsa tak sesakit yang saya bayangkan. Tapi, langkah
penyelamatan tetap saya tempuh. Lari adalah jawaban paling sederhana,
jawaban layaknya seorang pecundang.


Sebagai balasan, saya sering menggoda dua ekor angsa itu. Dalam sebuah
kesempatan lain, ketika kondisi fisik saya prima, saya dekati dua
angsa itu. Dua makluk itu terpancing lantas mengejar. Karena fisik
sudah saya persiapkan dengan matang, tak terkejarlah saya. Ketika
sudah jauh, saya tertawa, saya puas. "ha ha ha, kapok ngana".


Tapi akhirnya, saya berubah pikiran, Setelah beberapa tahun
lamanya.Saya memutuskan untuk berdamai. Setelah lama menjadi
"musuh".Tepatnya, selepas jalan-jalan sore. Seperti biasanya, setiap
sore dengan senja yang selalu memikat, saya habiskan waktu dengan
berjalan-jalan, mengikuti irama kehidupan yang membuat saya tenang,
setidaknya sampai saat ini. Rupanya, ketika sampai ke sebuah warung,
saya tergoda untuk makan lebih awal, kira-kira pukul 17.00. Ya sudah
lah, saya memesan makan besar, saya langsung santap di tempat. Saat
itulah saya ingat nasib dua angsa itu.


"Sudahkah dua makhluk itu makan..?".Dua angsa itu penghuni kampus,
sering nampak di sekitar gedung rektorat. Saya tak yakin, ada yang
mengurusi, terutama soal makan. Berangkat dari situlah, tak lupa saya
belikan kedua angsa itu nasi lengkap dengan sayurnya. Setelah itu,
saya meluncur mencari kedua angsa itu. Saya cari-cari ke tempat biasa
tak ada, kemana..?, pikir saya. Lantas, saya berjalan menuju kolam
samping rektorat. Benar, kedua angsa itu sedang santai disana.


Saya tersenyum, dalam hati saya berbisik "Hai, hari ini kita berdamai
kawan". Saya dekati dan berikan makanan itu. Awalnya sok-sokan tak mau
memakannya. Dalam hati, saya berbisik lagi "Gengsi lo yah". Tapi
akhirnya mengendus dan pelan-pelan mulai memakannya.Saya kurang tahu,
siapa pemilik kedua angsa itu. Dan tak tahu pula jenis kelaminnya.
Sependek yang saya tahu, dari dulu hanya dua saja. Dari situ saya
menyimpulkan kalau kedua angsa itu jantan. Yah kesimpulan yang mungkin
salah. Tapi tak begitu penting. Yang saya tahu, kedua angsa itu tak
ada yang mengurusnya. Seorang satpam yang saya tanya siapa yang
mengurusnya juga tak menjawab. Bahkan terkesan agak kaget ketika saya
menanyakannya.

Ya sudahlah. Saya pandangi kedua angsa itu yang sedang asyik dengan
makannya. Aduh, belum sempat saya menyaksikan kedua angsa itu
menghabisi makannya, keburu hujan datang. Agak deras, dan semakin
deras saja. Akhirnya, saya tancap gas meninggalkan keduanya. Saya
basah kuyup tersapu hujan deras, tapi saya senang melihat kedua
makhluk Tuhan itu menyantap makanan dengan lahap. Setidaknya, hari itu
keduanya bisa merasakan perut kenyang. Saya bahagia melihat
pemandangan seperti itu. Bagi saya itu cukup.

By. Yon's Revolta

No comments: