'Tuhan', aku si burung kakatua mengucapkan terima kasih karena Engkau telah
menyediakan buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan yang cukup banyak
untukku.
Engkau telah memberiku umur begitu panjang.
Pada kesempatan ini, aku akan bercerita tentang petualanganku
di bumi.
Manusia sangat mengagumi aku sehingga mereka ingin memeliharaku.
Mereka mengira aku dapat berbicara seperti mereka.
Padahal, bukankah aku hanya dapat menirukan suara yang aku dengarkan.
Bukankah aku hanyalah seekor burung yang tidak tahu makna kata-kata yang
keluar dari mulutku.
'Tuhan', luka di kepalaku ini merupakan bekas pukulan tongkat tuanku.
Kata-kataku ternyata telah membuka rahasia busuk tuanku di depan istrinya.
Sungguh, aku sama sekali tidak ingin mencampuri urusan rumah tangga tuanku,
bukankah aku ini hanya seekor burung Kakak Tua yang berkata-kata tanpa tahu
maksud dari ucapanku.
Manusia dapat berdamai karena mulut.
Manusia dapat berperang juga karena mulut.
Jagalah lidahku supaya kata-kata yang keluar dari mulutku menjadi jalan
rahmat-Mu.
Kakatua saja dapat mengungkapkan pujian-syukur secara polos apa adanya
masakan MANUSIA tidak dapat?
thank u,
wingsi
Sumber: Milis Cetivasi
No comments:
Post a Comment